Home » » Hidup Ini Manis Karena Aku Bersama Kalian

Hidup Ini Manis Karena Aku Bersama Kalian

Posted by Penyair Gelas Kosong on Jumat, 07 Oktober 2011

Bismillahirrahmanirrahim...

Sebelum langit kembali cerah, sebelum kicau burung awali bising knalpot, sebelum hiruk-pikuk manusia padati lenggang jalan, sebelum itu. Kini aku tiba pada suatu gerakan pengalihan dan penglihatan, bermula pula suatu gerakan dasar untuk perubahan yang tak pernah berakhir. Saat itu pula aku haruslah mendapat izin untuk melakukan apa yang tidak biasa mayoritas aktivitas. Hal ini aku namakan dengan kesepakatan hidup untuk menyelinapkan catatan kecil, mungkin bukan hanya sekedar dibaca atau setelahnya terlewati begitu saja. Tidak, jauh dalam hati kecil ini ada harapan besar, sekumpulan mimpi lelaki yang tumbuh bersama tetesan embun serta guguran daun.

Di dalam hidupku ini terlalu banyak hal terjadi, kesemuanya adalah aksi antara baik dan buruknya sisi. Dari padang datar hingga hutan belantara, dari parit kecil hingga samudera luas, dari hampa udara hingga lengking suara, dari tiada menjadi ada yang pada akhirnya kembali tiada. Hidup ini adalah perbuatan, tidak akan pernah ada perubahan tanpa perbuatan...!!! Itulah sebaris kalimat yang menjadi acuanku selama ini. Perubahan seperti apa yang dimaksud? Pertanyaan retorika ini ternyata membidik langkahku untuk mengimplementasikannya. Ya, perubahan aktivitas kebaikan yang aku harapkan menjadi rutinitas keseharian.


Aku adalah sama yang ketidaksamaannya adalah aku. Masa lalu pun tak lantas dapat lekang dalam implus perjalanan. Jatuh terinjak, bangkit berjuang, mundur terhempas, maju bergerak, patah berarang, petuah berkarang, pahit dan manis serta merta hampiri pribadi yang lemah ini. Tapi aku memang harus ada, karena aku berpikir. Meski terkadang aku menjadi rumput, bergoyang ke sana-kemari dipermainkan angin, akan tetapi kuat kokoh akarnya tertancap pada satu titik. Terkadangnya lagi aku menjadi karang, riuh gempita deburan ombak bergulung-gulung menghantam. Terkadangnya lagi aku menjadi aku yang tidak aku mengerti. Kuazzamkan dalam hati ini, bersikap dalam damai mendekap, bertaruh asa dalam ramai merasa. Pada rumusan ketidakberdayaanku akhirnya; "Habis Gelap Terbitlah Terang" dan "Hidup Hanya Menunda Kekalahan...!!!"


Hidup sendiri tiada teman untuk bercengkerama menikmati renyahnya tawa dan gurihnya asmara pun telah kurasakan. Kepedihan jiwa yang tak bisa kuterjemahkan hingga berujung dalam kamar, butiran kristal jadi bukti kesepian mendera. Berpikir mengapa harus ada luka? Mengapa harus ada jalur yang berliku? Mengapa pula hidup ini tak lurus tapi bersiku? Sajadah kubentangkan, waktu kutegakkan, mengubah alur pikir bahwa kesempatan setiap manusia itu sama hanya waktu dan penempatannya saja yang berbeda. Hidup ini proses berkepanjangan dan hasil akhir yang baik adalah tujuan. Semakin sulit tantangan dan kepedihan maka akan semakin kuatlah minat untuk merealisasikan harapan. Ya, aku cuma gelas kosong...!!!

 
Senin, 26 September 2011. Hari yang sungguh luar biasa bagiku. Hari yang dihidupkan dengan doa-doa kebaikan dari rekan-rekanku. Hari yang cerah untuk jiwa-jiwa yang cerah. Aku terharu ketika berlalunya waktu munajat itu kian riuh beriring bening airmataku. Hal ini kali pertamanya kurasakan manisnya jalinan tak terlihat. Bukan di dunia yang setiap sesama dapat bertatap muka, berjabat tangan atau pun dalam satu ruangan. Kalian sungguh insan yang luar biasa, kalian sungguh nyata bukan dalam dunia maya, kalian begitu piawai masuki hatiku. Kalian munajatkan doa ke udara, hantarkan kebaikan dalam setiap detik per detiknya. Kucapkan setulusnya rasa terimakasih dan suatu kehormatan untuk berkenan bahkan pula tak sedikit yang berperan dalam hidupku ini.


Semoga doa-doa yang telah terhimpun untuk diriku terhantar pula untuk kita semua.
Semoga kebaikan senantiasa terhantar di antara kita dan semoga damai bersama.
Amin...
Salam kegilaan dan tengat berkarya... *^_^*

***

SHARE :
CB Blogger
Comments
0 Comments

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Penyair Gelas Kosong. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Design by Rangga and Atika