Emangnya sinetron Islam aja yang dibikin berdasarkan kisah nyata. Cerpen
juga bisa kok. Dan sebenarnya, ini bukan "barang baru". Sebab, nyaris
semua pengarang pernah menulis cerpen berdasarkan kisah nyata, baik itu
pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain atau kejadian tertentu
yang dilihat oleh si pengarang.
Lantas, kenapa harus dibahas di topik ini? Apa istimewanya?
Saya merasa perlu membahasnya, karena baru-baru ini saya membaca dua cerpen dari dua orang teman yang diangkat dari sebuah kisah nyata. Setelah saya baca, terus terang saya kecewa. Sebab cerpen tersebut sama persis dengan cerita aslinya. Isi cerita, alur cerita, semuanya sama. Yang berbeda hanya nama-nama tokoh dan settingnya. Selain itu, cerpennya pun disampaikan dengan gaya yang biasa-biasa saja.
Sebenarnya, dalam mengangkat sebuah kisah nyata ke dalam cerpen, bagaimana teknis menulis yang baik?
Secara umum, tekniknya sama saja dengan teknik penulisan lainnya. Tapi menurut saya, yang perlu diingat adalah: kisah nyata tersebut hanyalah sebuah IDE. Sebagai ide, kita bebas mengembangkannya. Mau kita ubah ceritanya, ditambahi, dikurangi, dan seterusnya, semua terserah kita. Tak ada yang melarang. Toh kisah nyata itu bukan sebuah sejarah, hanya peristiwa sehari-hari yang biasa.
Memang, bukan berarti kita tidak boleh membuat cerpen yang isinya sama persis dengan kisah nyatanya. Ya boleh-boleh saja, dong. Yang saya maksud pada topik ini adalah: Kita jangan sampai berpikir bahwa cerpen yang kita tulis tidak boleh merubah sedikit pun kisah nyatanya. Sebab sekali lagi, kisah nyata tersebut bukan sebuah sejarah.
Sekadar berbagi tips, berikut adalah contoh langkah-langkah yang bisa kita lakukan dalam mengubah sebuah kisah nyata menjadi cerpen.
Setelah itu, kita bisa langsung menulis cerpennya. Saat menulis ini, kita sudah boleh membuang jauh-jauh si kisah nyata tersebut. Lupakan saja. Toh kita sudah punya modal berupa ke-3 poin di atas.
Yang juga penting, jangan merasa "terbebani" oleh hal-hal yang melekat pada kisah nyata tersebut, sebab kita bisa mengubah semuanya sesuka kita. Sebagai contoh, si pelaku pada kisah nyata adalah seorang pria. Ketika diubah jadi cerpen, jenis kelaminnya kita ubah jadi wanita. Atau, kisah nyata ini terjadi di Jakarta, tapi pada cerpennya diubah menjadi New York. Dan seterusnya. Ini semua boleh-boleh saja. Asalkan cerita yang kita buat tetap logis (masuk akal) dan menarik.
Ok, semoga bermanfaat ya.
Jonru
Lantas, kenapa harus dibahas di topik ini? Apa istimewanya?
Saya merasa perlu membahasnya, karena baru-baru ini saya membaca dua cerpen dari dua orang teman yang diangkat dari sebuah kisah nyata. Setelah saya baca, terus terang saya kecewa. Sebab cerpen tersebut sama persis dengan cerita aslinya. Isi cerita, alur cerita, semuanya sama. Yang berbeda hanya nama-nama tokoh dan settingnya. Selain itu, cerpennya pun disampaikan dengan gaya yang biasa-biasa saja.
Sebenarnya, dalam mengangkat sebuah kisah nyata ke dalam cerpen, bagaimana teknis menulis yang baik?
Secara umum, tekniknya sama saja dengan teknik penulisan lainnya. Tapi menurut saya, yang perlu diingat adalah: kisah nyata tersebut hanyalah sebuah IDE. Sebagai ide, kita bebas mengembangkannya. Mau kita ubah ceritanya, ditambahi, dikurangi, dan seterusnya, semua terserah kita. Tak ada yang melarang. Toh kisah nyata itu bukan sebuah sejarah, hanya peristiwa sehari-hari yang biasa.
Memang, bukan berarti kita tidak boleh membuat cerpen yang isinya sama persis dengan kisah nyatanya. Ya boleh-boleh saja, dong. Yang saya maksud pada topik ini adalah: Kita jangan sampai berpikir bahwa cerpen yang kita tulis tidak boleh merubah sedikit pun kisah nyatanya. Sebab sekali lagi, kisah nyata tersebut bukan sebuah sejarah.
Sekadar berbagi tips, berikut adalah contoh langkah-langkah yang bisa kita lakukan dalam mengubah sebuah kisah nyata menjadi cerpen.
- Carilah bagian dari kisah nyata itu yang kita anggap menarik. Bagian yang kurang menarik, atau tidak menarik sama sekali, lupakan saja.
- Galilah bagian yang menarik tersebut, lalu kembangkan ceritanya sesuai keinginan kita.
- Kalau perlu, carilah sudut pandang yang unik, agar ceritanya menjadi lebih bagus.
Setelah itu, kita bisa langsung menulis cerpennya. Saat menulis ini, kita sudah boleh membuang jauh-jauh si kisah nyata tersebut. Lupakan saja. Toh kita sudah punya modal berupa ke-3 poin di atas.
Yang juga penting, jangan merasa "terbebani" oleh hal-hal yang melekat pada kisah nyata tersebut, sebab kita bisa mengubah semuanya sesuka kita. Sebagai contoh, si pelaku pada kisah nyata adalah seorang pria. Ketika diubah jadi cerpen, jenis kelaminnya kita ubah jadi wanita. Atau, kisah nyata ini terjadi di Jakarta, tapi pada cerpennya diubah menjadi New York. Dan seterusnya. Ini semua boleh-boleh saja. Asalkan cerita yang kita buat tetap logis (masuk akal) dan menarik.
Ok, semoga bermanfaat ya.
Jonru