Riwayat Rindu yang Sekarat dan Berkarat
yang lelaki ini petik bukanlah bunga biasa
taburannya hadirkan beribu penggoda jiwa
dan kita menjadi utuh sepasang manusia
bersama dalam sandaran canda dan tawa
dari pasir, bambu, karet, hingga hari dimana aku berlari
kini aku tak hanya tinggal diam, aku sudah tak mencari
akan kuhadapi dengan tangguh ngilu hujan dan terik matahari
ya, akulah lelaki yang bisa memahami tulus cinta dalam sanubari
kini biarlah waktu yang melambatkan jumpa kita berikutnya
kelak pada hari yang kita sepakati cinta adalah bagian cahaya
dan takkan ada seorang pun yang sanggup menggantikan
pahit, manis dalam jerit jiwa yang terus coba kita satukan
berdiamlah di tempatmu sampai datangku menjemput
sampai hari yang baru sama-sama kita sambut
dan rindu di barisan karet yang sekarat dan berkarat
harus segera kutuntaskan hingga menjadi riwayat
taburannya hadirkan beribu penggoda jiwa
dan kita menjadi utuh sepasang manusia
bersama dalam sandaran canda dan tawa
dari pasir, bambu, karet, hingga hari dimana aku berlari
kini aku tak hanya tinggal diam, aku sudah tak mencari
akan kuhadapi dengan tangguh ngilu hujan dan terik matahari
ya, akulah lelaki yang bisa memahami tulus cinta dalam sanubari
kini biarlah waktu yang melambatkan jumpa kita berikutnya
kelak pada hari yang kita sepakati cinta adalah bagian cahaya
dan takkan ada seorang pun yang sanggup menggantikan
pahit, manis dalam jerit jiwa yang terus coba kita satukan
berdiamlah di tempatmu sampai datangku menjemput
sampai hari yang baru sama-sama kita sambut
dan rindu di barisan karet yang sekarat dan berkarat
harus segera kutuntaskan hingga menjadi riwayat
Tubagus Rangga Efarasti - Serang Kota, 11/08/2014
@rangga_efarasti